Pengembangan dalam bidang pertanian untuk Indonesia Raya

Cari Disini

Monday 19 October 2015

Sejarah dan Pengertian Pertanian Organik


Sejarah pertanian merupakan bagian dari sejarah kebudayaan manusia. Adanya pertanian ketika manusia bisa menjaga ketersediaan bahan makanan bagi manusia tersebut. Segala sesuatu yang diusakan dalam menciptakan dan mengembangkan pertanian itu disebut dengan kebudayaan agraris.
Menurut beberapa literatur bahwa yang pertama kali mengenalkan sistem pertanian organik adalah Sir Albert Howard. Seorang ahli pertanian berkebangsaan Inggris, dia banyak mempelajari ilmu pertanian di India, semenjak jadi konsultan pertanian di negara tersebut. Apa yang ia dapatkan dalam belajar pertanian di negri barat ia padukan dengan sistem pertanian tradisional di India. Diantara yang ia perhatikan adalah kesinambungan pertanian tradisional yang menekankan pada aspek kesehatan dan kesuburan dengan kelestarian lingkungan dan kesehatan tanaman. 
Dalam perjalanannya dia mengembangkan pertanian organik dan menghasilkan teknik-teknik pertanian organik yang dijadikan jurnal pertanian organik dan dikembangkan di berbagai negara. Selain itu, Howard membuat beberapa buku tentang pertanian organik, diantaranya Warisan Pertanian, Produk Limbah Pertanian, Bertani dan Berkebun untuk Kesehatan atau Penyakit, Tanah dan Kesehatan Sebuah Studi Pertanian Organik. Buku-buku tersebut yang terus menjadikan pertanian semakin berkembang di dunia. 
Namun setelah ada program Swasembada Pangan pada era orde baru yang menyatakan Revolusi Hijau menekankan petani untuk bisa memaksimalkan hasil pertanian dengan cara-cara modern yang melibatkan bahan-bahan kimia maka pertanian organik menjadi menghilang, kebiasaan-kebiasaan petani mandiri yang tidak tergantung pada produk kimia menjadi bergantung dan kecanduan, Sehingga pertanian organik mulai ditinggalkan dan melahirkan pertanian modern yang nampaknya tidak memperhatikan aspek kesuburan tanah dan kelestarian lingkungan.
Seiring terus berkembang kesadaran akan pentingnya kesehatan dan kelestarian lingkungan yang diakibatkan oleh pupuk dan pestisida kimia maka masyarakat indonesia saat ini mulai kembali pada sistem pertanian organik atau mungkin sekarang dikenal dengan pertanian berkelanjutan yang memperhatikan aspek kelestarian lingkungan.

Pertanian organik adalah teknik budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintetis. Tujuan utama pertanian organik adalah menyediakan produk-produk pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumennya serta tidak merusak lingkungan. Gaya hidup sehat demikian telah melembaga secara internasional yang mensyaratkan jaminan bahwa produk pertanian harus beratribut aman dikonsumsi (food safety attributes), kandungan nutrisi tinggi (nutritional attributes) dan ramah lingkungan (eco-labelling attributes). Preferensi konsumen seperti ini menyebabkan permintaan produk pertanian organik dunia meningkat pesat.
Indonesia memiliki kekayaan sumberdaya hayati tropika yang unik, kelimpahan sinar matahari, air dan tanah, serta budaya masyarakat yang menghormati alam, potensi pertanian organik sangat besar.Pasar produk pertanian organik dunia meningkat 20% per tahun, oleh karena itu pengembangan budidaya pertanian organik perlu diprioritaskan pada tanaman bernilai ekonomis tinggi untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor.
1. Penyediaan pupuk organic
Permasalahan pertanian organik di Indonesia sejalan dengan perkembangan pertanian organik itu sendiri.Pertanian organik mutlak memerlukan pupuk organik sebagai sumber hara utama.Dalam sistem pertanian organik, ketersediaan hara bagi tanaman harus berasal dari pupuk organik.Padahal dalam pupuk organik tersebut kandungan hara per satuan berat kering bahan jauh dibawah realis hara yang dihasilkan oleh pupuk anorganik, seperti Urea, TSP dan KCl.
2. Teknologi pendukung
Setelah masalah penyediaan pupuk organik, masalah utama yang lain adalah teknologi budidaya pertanian organik itu sendiri. Teknik bercocok tanam yang benar seperti pemilihan rotasi tanaman dengan mempertimbangkan efek allelopati dan pemutusan siklus hidup hama perlu diketahui. Pengetahuan akan tanaman yang dapat menyumbangkan hara tanaman seperti legum sebagai tanaman penyumbang Nitrogen dan unsur hara lainnya sangatlah membantu untuk kelestarian lahan pertanian organik. Selain itu teknologi pencegahan hama dan penyakit juga sangat diperlukan, terutama pada pembudidayaan  pertanian organik di musim hujan.
3. Pemasaran
Pemasaran produk organik didalam negeri sampai saat ini hanyalah berdasarkan kepercayaan kedua belah pihak, konsumen dan produsen.Sedangkan untuk pemasaran keluar negeri, produk organik Indonesia masih sulit menembus pasar internasional meskipun sudah ada beberapa pengusaha yang pernah menembus pasar international tersebut. Kendala utama adalah sertifikasi produk oleh suatu badan sertifikasi yang sesuai standar suatu negara yang akan di tuju. Akibat keterbatasan sarana dan prasarana terutama terkait dengan standar mutu produk, sebagian besar produk pertanian organik tersebut berbalik memenuhi pasar dalam negeri yang masih memiliki pangsa pasar cukup luas.Yang banyak terjadi adalah masing-masing melabel produknya sebagai produk organik, namun kenyataannya banyak yang masih mencampur pupuk organik dengan pupuk kimia serta menggunakan sedikit pestisida.

Terimakasih sudah berkunjung. semoga bermanfaat :)

Share:

0 komentar:

Post a Comment

Powered by Blogger.

Anda Adalah Pengunjung Ke:

Cari Judul yang Asyik

?max-results="+numposts4+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts23\"><\/script>");

Contact Form

Name

Email *

Message *

Stay Connected

Popular Posts

Labels